MANOKWARI

Manokwari, Papua Barat.

Ya, itulah daerahku. Manokwari adalah ibu kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Manokwari juga merupakan ibu kota Kabupaten Manokwari. Kota ini memiliki luas wilayah 1.556,94 km² dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 201.218 jiwa (tahun 2015). Manokwari mempunyai makanan khas yaitu PAPEDA (sagu + ikan kuah kuning) . Manokwari juga memiliki banyak objek wisata yang ramai dikunjungi turis karena memiliki panorama gunung dan pantai yang indah.

Berikut ini adalah Kebudayaan Manokwari, Makanan dan Ciri khas Manokwari :

⇒ Tarian Manokwari


Tarian ini namanya tarian yospan. Tarian yospan adalah penggabungan dua tarian dari rakyat Papua, yakni tari yosim dan tari pancar. Yosim adalah tarian yang mirip poloneis dari dansa barat. Tari ini berasal dari Sarmi, kabupaten di pesisir utara Papua, dekat Sungai Mamberamo. Ada pula sumber yang mengatakan jika yosim berasal dari wilayah Teluk Saireri (Serui, Waropen). Sementara, pancar adalah tari yang berkembang di Biak Numfor dan Manokwari pada awal tahun 1960-an.

Tari yosim pancar memiliki dua regu pemain yaitu regu musisi dan penari. Penari yospan lebih dari satu orang dengan gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik, dan menarik.

Keunikan dari tarian ini adalah pakaian, aksesoris, dan alat musik. Alat musik yang dipakai untuk mengiringi tarian ini antara lain gitar, ukulele (juk), tifa, dan bass akustik (stem bass).

Tari yospan sudah sangat populer dan sering ditampilkan pada saat acara-acara adat, kegiatan penyambutan, dan festival seni budaya.

⇒Rumah Adat Manokwari


Honai adalah rumah adat khas Manokwari. Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua.

Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai terbagi dalam dua tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai) dan wanita (disebut Ebei). Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang.

⇒ Senjata Tradisional Manokwari

                           Pisau belati Papua


Salah satu senjata tradisional di Papua  adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.

↪Pakaian Adat Manokwari


Model Baju Adat Papua, baik pria maupun wanita papua, secara umum keduanya menggunakan model baju yang sama. Mereka menggunakan rok rumbai-rumbai yang terbuat dari rajutan daun sagu sebagai bawahan dan penutup kepala berupa hiasan dari rambut ijuk, bulu burung kasuari, dan anyaman daun sagu. Adapun pada bagian atasan, orang-orang Papua pedalaman masih enggan mengenakan baju. Untuk menutupi bagian dada, mereka biasanya akan mentato atau menggambar tubuh mereka dengan motif-motif tertentu sebagai penyamar.

Terlepas dari baju adat Papua jenis rok rumbai, para kaum pria pada beberapa kesempatan juga akan mengenakan koteka. Koteka adalah penutup kemaluan terbuat dari labu air yang diukir dengan motif-motif unik. Koteka atau juga biasa disebut harim, hilon, atau bobbe adalah baju adat Papua yang terkenal hingga seluruh penjuru dunia. Banyak para turis asing yang tertarik untuk melihat pakaian adat satu ini.

Selain mengenakan pakaian adat yang unik dan menyatu dengan alam, suku-suku di Papua juga sering mengenakan berbagai aksesoris dan hiasan di tubuhnya untuk melengkapi penampilan. Penutup kepala berupa hiasan dari rambut ijuk, bulu burung kasuari, dan anyaman daun sagu; manik-manik dari kerang yang dikalungkan di tubuh adalah beberapa aksesoris kelengkapan baju adat Papua yang tak bisa dilepaskan begitu saja.

↪Makanan Khas Manokwari

                                     Papeda



Sagu adalah salah satu makanan asli khas Papua dan Maluku yang memiliki tekstur kenyal kenyal jika sudah dimasak. Banyak sekali makanan yang bisa dihasilkan dari hasil tepung sagu. Salah satunya adalah papeda. Papeda dimakan bersamaan dengan ikan kuah kuning.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deskripsi / Biodata diri

Kampus UMM